Al-Awwal dan Al-Akhir
Al Awwal dan Al Akhir
Asslm.Wr.Wb.
Allah Al Awwal = Maha Permulaan
Allah Al Akhir = Maha Akhir
AL FAT-H (KEMENANGAN)
Surat ke 48 : 29 ayat
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata (1).
2. supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan ni’mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,
3. dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).
4. Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu’min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi (2) dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
Terjemahan
Saat Rasullulah Mi'raj ke langit menuju Sidratul Muntaha dengan kendaraan Buraq ditemani Malaikat Jibril untuk bertemu Allah SWT. Siti Aisyah pernah bertanya kepada Muhammad Rasul Allah,"Seketika engkau Mi`raj, wahai Utusan Tuhan, dapatkah engkau melihat Tuhan Allah ?" Rasul Allah menjawab, "Tidak, aku hanya diliputi oleh Nur belaka!" [1]
Dan tentang mi'raj Allah menjelaskan dalam QS. An-Najm:13-18: "Dan sesungguhnya dia (Nabi Muhammad SAW) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekat (Sidratul Muntaha) ada syurga tempat tinggal. (Dia melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh suatu selubung. Penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar."
Bila kita menuju pusat alam semesta berjarak 13,7 miliar tahun cahaya pada 13,699,6 miliar tahun cahaya, atau 400.000 tahun cahaya dari pusat semesta kita akan bertemu hijab transparan yang diliputi cahaya. Hijab ini dikenal dengan radiasi latar belakang kosmik (cosmic microwave background atau CMB).
Cukup mencengangkan jika kita tahu bahwa CMB ditemukan secara tidak sengaja oleh dua fisikawan instrumen. Adalah Arno Penzias dan Robert Wilson yang berjasa menemukan CMB pertama kali pada tahun 1964 dalam bentuk derau (noise) radio yang pada saat itu sangat membingungkan mereka.
Kedua ilmuwan tersebut bekerja di laboratorium Bell di New Jersey dengan sebuah teleskop radio ultrasensitif (saat itu) yang dirancang untuk menerima sinyal dari satelit. Teleskop tadi menangkap derau yang berasal jauh dari luar angkasa dan, yang paling membingungkan kedua ilmuwan, sinyal tersebut tidak bergantung pada arah fokus teleskop serta tidak bergantung pada waktu pengamatan.
Pengukuran yang mereka lakukan mengantar pada kesimpulan bahwa derau tersebut adalah radiasi gelombang mikro dengan panjang gelombang 7 sentimeter yang merupakan fosil ledakan Big Bang. Untuk penemuan yang sangat menghebohkan ini, Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel pada tahun 1978.
Alam semesta tata surya diliputi gelombang mikro dengan panjang gelombang 7 sentimeter, bukan cahaya tampak. Pengukuran instrument satelit COBE temperatur latar belakang kosmik merata telah mendingin 2,726 derajat Kelvin dengan perbedaan distribusi 1/10.000. Bila kita telusuri pada jarak mendekati pusat semesta pada jarak 13,7 miliar tahun cahaya kita akan bertemu sumber cahaya terang benderang.
Berdasarkan pengamatan selama 4 tahun di sekitar galaksi Bima Sakti. Tampak impresi visual atas CMB anisotropy. Gambar yang disajikan berupa data DMR (Differential Microwave Radiometer) dari pita 53 GHz dengan skala 0-4 Kelvin. Bila kita perhatikan pada gambar diatas, pengukuran anisotropy instrument satelit COBE menunjukan CMB pada temperatur yang merata pada temperatur 2,725 Kelvin.
Bila lebih teliti lagi dengan variasi temperatur dT = 3,353 mK (gambar tengah) variasi dapat dilihat dengan perbedaan warna. Namun bila lebih teliti lagi dengan variasi temperatur dT = 18 mikro Kelvin (gambar bawah) kita dapat melihat variasi perbedaan warna. Perbedaan warna merah lebih merupakan bentuk pola gugusan bintang Galaksi Bima Sakti terdekat yang menjadi antara sensor satelit dan latar CMB yang diamati.
Kita dalam tata surya diliputi gelombang semesta yang merata (Cosmic Microwave Background) yang bersumber dari cahaya yang terang benderang pada jarak 13,7 milyar tahun cahaya. Dari Maha Pencipta langit dan bumi. Al Awwal dan Al Akhir.
Wallahu Alam B.
Wass.Wr.Wb.
Sumber:
[1] Tafsir Al Azhar Juz 19, Prof HAMKA, Surat Al Furqan hal 5, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1984
http://www.qurancomplex.org
http://lambda.gsfc.nasa.gov/product/cobe/dmr_image.cfm
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1160602761&23
http://t-djamaluddin.spaces.live.com/Blog/cns!D31797DEA6587FD7!292.entry
Allah Al Awwal = Maha Permulaan
Allah Al Akhir = Maha Akhir
AL FAT-H (KEMENANGAN)
Surat ke 48 : 29 ayat
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata (1).
2. supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan ni’mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,
3. dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).
4. Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu’min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi (2) dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
Terjemahan
Saat Rasullulah Mi'raj ke langit menuju Sidratul Muntaha dengan kendaraan Buraq ditemani Malaikat Jibril untuk bertemu Allah SWT. Siti Aisyah pernah bertanya kepada Muhammad Rasul Allah,"Seketika engkau Mi`raj, wahai Utusan Tuhan, dapatkah engkau melihat Tuhan Allah ?" Rasul Allah menjawab, "Tidak, aku hanya diliputi oleh Nur belaka!" [1]
Dan tentang mi'raj Allah menjelaskan dalam QS. An-Najm:13-18: "Dan sesungguhnya dia (Nabi Muhammad SAW) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekat (Sidratul Muntaha) ada syurga tempat tinggal. (Dia melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh suatu selubung. Penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar."
Bila kita menuju pusat alam semesta berjarak 13,7 miliar tahun cahaya pada 13,699,6 miliar tahun cahaya, atau 400.000 tahun cahaya dari pusat semesta kita akan bertemu hijab transparan yang diliputi cahaya. Hijab ini dikenal dengan radiasi latar belakang kosmik (cosmic microwave background atau CMB).
Cukup mencengangkan jika kita tahu bahwa CMB ditemukan secara tidak sengaja oleh dua fisikawan instrumen. Adalah Arno Penzias dan Robert Wilson yang berjasa menemukan CMB pertama kali pada tahun 1964 dalam bentuk derau (noise) radio yang pada saat itu sangat membingungkan mereka.
Kedua ilmuwan tersebut bekerja di laboratorium Bell di New Jersey dengan sebuah teleskop radio ultrasensitif (saat itu) yang dirancang untuk menerima sinyal dari satelit. Teleskop tadi menangkap derau yang berasal jauh dari luar angkasa dan, yang paling membingungkan kedua ilmuwan, sinyal tersebut tidak bergantung pada arah fokus teleskop serta tidak bergantung pada waktu pengamatan.
Pengukuran yang mereka lakukan mengantar pada kesimpulan bahwa derau tersebut adalah radiasi gelombang mikro dengan panjang gelombang 7 sentimeter yang merupakan fosil ledakan Big Bang. Untuk penemuan yang sangat menghebohkan ini, Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel pada tahun 1978.
Alam semesta tata surya diliputi gelombang mikro dengan panjang gelombang 7 sentimeter, bukan cahaya tampak. Pengukuran instrument satelit COBE temperatur latar belakang kosmik merata telah mendingin 2,726 derajat Kelvin dengan perbedaan distribusi 1/10.000. Bila kita telusuri pada jarak mendekati pusat semesta pada jarak 13,7 miliar tahun cahaya kita akan bertemu sumber cahaya terang benderang.
Berdasarkan pengamatan selama 4 tahun di sekitar galaksi Bima Sakti. Tampak impresi visual atas CMB anisotropy. Gambar yang disajikan berupa data DMR (Differential Microwave Radiometer) dari pita 53 GHz dengan skala 0-4 Kelvin. Bila kita perhatikan pada gambar diatas, pengukuran anisotropy instrument satelit COBE menunjukan CMB pada temperatur yang merata pada temperatur 2,725 Kelvin.
Bila lebih teliti lagi dengan variasi temperatur dT = 3,353 mK (gambar tengah) variasi dapat dilihat dengan perbedaan warna. Namun bila lebih teliti lagi dengan variasi temperatur dT = 18 mikro Kelvin (gambar bawah) kita dapat melihat variasi perbedaan warna. Perbedaan warna merah lebih merupakan bentuk pola gugusan bintang Galaksi Bima Sakti terdekat yang menjadi antara sensor satelit dan latar CMB yang diamati.
Kita dalam tata surya diliputi gelombang semesta yang merata (Cosmic Microwave Background) yang bersumber dari cahaya yang terang benderang pada jarak 13,7 milyar tahun cahaya. Dari Maha Pencipta langit dan bumi. Al Awwal dan Al Akhir.
Wallahu Alam B.
Wass.Wr.Wb.
Sumber:
[1] Tafsir Al Azhar Juz 19, Prof HAMKA, Surat Al Furqan hal 5, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1984
http://www.qurancomplex.org
http://lambda.gsfc.nasa.gov/product/cobe/dmr_image.cfm
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1160602761&23
http://t-djamaluddin.spaces.live.com/Blog/cns!D31797DEA6587FD7!292.entry
Comments
Post a Comment